Meniti Karir Untuk Masa Depan



Tips sukses meniti karir:

Siapapun pasti menginginkan kesuksesan dalam mencapai karir. Betapa tidak, segala usaha telah ditempuh untuk meraih cita-cita. Untuk mewujudkannya seseorang bahkan rela mengorbankan waktu, energi, dan biaya. Tetapi masalahnya mengapa seseorang dapat mudah mencapainya, sementara yang lain sulit merealisasikannya.
Menurut pengalamanku, ada beberapa kiat yang perlu diperhatikan agar apa yang menjadi cita-cita mudah diraih.

(a) Komitmen yang tak putus-putus. Apapun langkah yang dilakukan untuk mewujudkan cita-cita, perlu dilakukan dengan keinginan dan daya juang yang tinggi. Apabila di tengah jalan kita menghadapi godaan dan kendala, cobalah untuk bangkit kembali memulai langkah baru. Langkah-langkah tersebut harus terarah, fokus dan dapat dilaksanakan.

(b) Langkah berikut harus lebih baik. Meniti karir merupakan perjalanan panjang. Sehingga untuk merealisasikannya perlu langkah-langkah yang berkesinambungan. Langkah tersebut antara lain berbentuk inisiatif, hasil karya, penyelesaian tugas, kerjasama dan komunikasi. Nah.. apapun tindakan nyata yang kita perbuat, langkah penitian karir yang akan dilakukan harus merupakan yang lebih baik.

(c) Mulailah perbaiki segala kelemahan diri yang ada. Bangkitkan percaya diri untuk dapat dengan mudah mengungkapkan inisiatif. Perbanyaklah ilmu dan ketrampilan yang relevan dan signifikan untuk dapat menghasilkan hasil karya. Senantiasa fokus dan pintar-pintar mengelola waktu agar tugas-tugas terselesaikan sesuai jadual.

(d) Meningkatkan kompetensi apapun melalui teknologi. Dalam era komputerisasi dan digitalisasi saat ini, kita perlu menguasai teknologi internet, penggunaan software tertentu dalam proses bisnis di organisasi/perusahaan, dan teknologi yang relevan dengan kompetensi khusus yang kita miliki.

(e) Kembangkan kerjasama dan jejaring kerja yang positif. Dalam pekerjaan sehari-hari umumnya tugas-tugas perlu diselesaikan melalui kerjasama antar unit organisasi. Tidak mungkin kita bekerja sendiri, sehingga kita memerlukan bantuan teman, rekan, dan kolega di tempat kerja. Jalinlah sikap bersahabat, menghargai bantuan atau karya orang lain. Lakukan juga hubungan komunikasi yang baik dengan sesama bawahan maupun atasan. Janganlah malu-malu bertanya pada mereka dan memberikan dukungan yang diperlukan. Ucapkanlah tanda terima kasih atas bantuan dan kerjasama mereka. Perluas juga kerjasama ini diluar bidang tugas, bagian atau organisasi dimana kita berada. Yang perlu dihindari, janganlah sekali-kali kita menjelekkan atau menghina inisiatif maupun hasil karya orang lain.

(f) Tepati janji dan taat pada prosedur yang berlaku. Kepercayaan dari atasan maupun rekan dan mitra kerja akan sangat mempengaruhi keberhasilan meniti karir. Oleh karena itu lakukan semua tugas, kerjasama, dan kesepakatan secara tepat waktu dan sesuai prosedur.

(g) Gaul dan menjaga sopan santun. Menjaga penampilan diri dan tutur kata merupakan hal sepele yang sangat dituntut dalam menjalin kerjasama. Sesuaikan cara berpakaian dengan budaya organisasi yang berlaku. Jika sebagian besar karyawan berpakaian neces, kitapun mengikutinya. Kalau bos dan atasan kita umumnya memakai pakaian blue jeans, tidak ada salahnya kitapun menyesuaikan dengan mereka. Pergaulan dapat di dijalin melalui jalur hobby yang sama atau mengikuti kegiatan sosial yang ada di lingkungan kerja dan organisasi.

(h) Berdoalah pada Tuhan Yang Maha Esa. Apapun usaha yang kita lakukan perlu mendapatkan restu Tuhan YME. Jadi, janganlah bosan-bosan memohon pertolongan Tuhan untuk mengabulkan segala apa yang kita inginkan. Janganlah percaya pada tahyul, dukun maupun faktor keberuntungan!!!

Saya kira itulah syarat-syarat sukses meniti karir guna merealisasikan cita-cita yang kita inginkan. Tetapi saya percaya teman-teman pasti masih memiliki kiat-kiat tambahan lainnya untuk dapat kita dengar dan berbagi.

Hari ini blog saya kembali mendapat hadiah istimewa dari seorang ibu di Semarang yaitu Ibu Fauziah. Bukan hadiah berbentuk barang, tapi hadiah "komentar" yang sangat istimewa, karena bisa memberi kita (pengusaha pemula) suatu wawasan baru tentang bagaimana memulai usaha.

Saya yakin apa yang Bu Fauziah lakukan bisa dilakukan oleh siapa saja yang benar-benar MAU memulai. Kata MAU sengaja saya buat huruf besar, karena tanpa kemauan yang kuat, biasanya ide-ide hanya menjadi wacana, alias NATO (No Action Talk Only). Dan Bu Fauziah tidak berwacana tentang ide-ide bisnis, tapi mengambil tindakan nyata dengan langkah yang mudah dan terjangkau, tapi bisa memberi hasil yang melebihi perkiraan semula.

Saya ingat kedua anak saya, kalau menginginkan sesuatu dan kemudian saya beri tantangan, kalau sudah ada kata MAU apapun tantangannya akan dilakukan. Demikian juga, kalau Anda pembaca yang budiman MAU segera melangkah / mengambil tindakan nyata untuk memulai membuka usaha, saya yakin akan ada hasil yang akan Anda petik … cepat atau lambat.

So.. tidak perlu berpanjang lebar, saya kutip komentar Ibu Fauziah berikut ini :

"aww,

saya seorang ibu rt biasa, ingin memberi sedikit pengalaman yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi rekan2 lain yang ingin buka usaha dan masih ragu memulainya…..Saya baru memulai usaha hmpr 2 bulan, tepatnya sejak tanggal 24 Okt 07, berjualan apa saja…dari pakaian wanita, mukena, baju anak, batik,jilbab, dll…Bermula secara spontan tanpa banyak pertimbangan, dari niat membantu seorang teman yang ingin usaha tapi tak punya modal, jadi saya bantu dengan produk2 yang saya beli grosiran dari jakarta (kebetulan saya sering mondar mandir jakarta-semarang), lalu dia jual ke kantor dengan sistem cash maupun credit max 2bulan. Dari satu teman,berlanjut ada teman lain yang jg mau menjual barang2 saya , bahkan saya tawarkan ke guru anak saya…terus begitu hingga ada 5 orang yang saya percaya yang mau menjualkan barang2 saya. Karena target saya bulan pertama hanya baru "mencari pasar", saya hanya mengambil keuntungan sangat minim dan membiarkan mereka menentukan harga penjualannya.


Satu bulan pertama, berdasarkan pantauan dari teman2 marketing atas produk yang diinginkan pasar, saya selalu mendatangkan produk2 baru tiap hari senin dan/rabu dan merolling produk2 tersebut setiap hari jumat ke masing2 marketing…sehingga produk tidak terlalu lama dipegang oleh 1 marketing dan variasi produk bisa dinikmati semua marketing dengan adil.. Genap 1 bulan, semua produk dikembalikan pada saya, saya istilahkan "opname produk" jg hari untuk setor hasil penjualan, sehingga saya bisa menghitung secara tepat omzet dan profit saya dalam satu bulan…sungguh terkejut saya mendapatkan omzet yang 4x lipat dari target yang saya rencanakan…, dan jumlah produk yang terjual mancapai 200pcs, shg saya berkesimpulan: dari modal yang saya keluarkan, bila bulan2 berikutnya dapat saya (dan teman2) pertahankan, saya cukup optimis dalam 2-3 bulan akan bisa tercapai BEP,.. Padahal saya memulai usaha setelah lebaran, dimana sebenarnya pasar biasanya kurang bergairah…tapi ternyata sistem yang saya jalankan cukup efektif karena "menjemput bola"…walaupun terus terang saya hampir tidak mengeluarkan "keringat" karena saya hanya memanage saja, memberi sedikit training dan tentunya menerapkan open managemen…tak akan tercapai kesuksesan bila tanpa kerjasama yang baik dan ikatan yang kuat antar personal…sebagai ibu yang punya anak batita, tentunya waktu saya jd masih cukup banyak untuk mengurus keluarga. Semoga pengalaman saya membawa inspirasi dan semangat untuk yang membutuhkan…terutama bagi ibu2 rt yang lain,…

selamat memulai usaha…

wassalam"

Demikian komentar Bu Fauziah. Terimakasih banyak ya Bu atas komentarnya. Ada banyak aspek yang bisa kita perlajari dari langkah-langkah yang sudah Bu Fauziah ambil, khususnya bagi ‘pengusaha’ pemula, antara lain:

# Niat awal membuka usaha: bukan hanya mencari keuntungan. Ada niat mulia dibalik itu, mungkin niat yang sederhana yaitu ingin membantu orang lain, tapi itu mencerminkan sifat yang mulia. Untuk memulai usaha jangan egois memikirkan untung untuk diri sendiri saja.

# Nothing To Loose, atau mungkin lebih tepatnya Ikhlas menjalaninya, ikhlas mendapatkan untung yang kecil asal orang lain bisa dapat untung. Bisa juga diartikan, buka usaha boleh dan syah-syah saja berharap dapat untung, tapi kalaupun gagal, kita siap menerima akibat / resikonya.

# Target yang terjangkau: Seperti yang Bu Fauziah tulis, target pertama hanya mencari pasar. Coba kalau target pertama sudah dipatok terlalu tinggi misalnya harus untung sekian juta, mungkin ceritanya akan lain. Demikian juga kami di Kios Addina, awalnya kami membuat target yang realistis dan boleh dibiliang sangat kecil. Sekali kita bisa mencapai target pertama, maka untuk menetapkan target berikutnya yang lebih besar kita bisa semakin yakin. Sama seperti naik tangga, selalu diawali dari tangga terendah yang sangat mudah terjangkau.

# Kreatif : Mungkin selama ini kita selalu terpaku pada keinginan sendiri bahwa untuk membuka usaha pakaian harus ada tokonya. Bu Fauziah justru punya ide lain, tidak perlu membuka toko (benar kan Bu?), cukup menggunakan jasa pemasaran yang direkrut dari lingkungan sekitar. Ide yang sederhana, brilian, dan kadang tidak terpikir oleh kita. Padahal sebenarnya contoh model usaha seperti ini sudah banyak, MLM misalnya, atau usaha direct selling lainnya. Tinggal lakukan ATM = Amati, Tiru, Modifikasi.

Demikian juga kreatif dalam memutar barang dagangan. Antar pemasar, barang-barang yang tidak laku saling dipertukarkan. Karena memang sering terjadi di tempat yang satu barang A tidak laku, tapi di tempat lain barang yang sama akan mudah laku.

# Bentuk sistem : Sesederhana apapun usaha kita sebenarnya ada sistem di dalamnya. Masalahnya kadang kita biarkan sistem tumbuh liar, tidak kita arahkan dan tidak kita pelihara. Nah Bu Fauziah, juga sudah membentuk sistem, dari sistem pemasaran, sistem stok opname, sistem perhitungan omset dan keuntungan, sistem manajeman produk dan manajeman tenaga pemasar, ada sistem traningnya juga dan sistem lainnya. Tinggal dikembangkan sistemnya ya Bu.

Itu antara lain yang bisa saya petik hikmahnya dari komentar Bu Fauziah, barangkali ada pembaca lain yang ingin berkomentar atau memiliki ide atau pengalaman serupa, kita bisa saling berbagi.

"libur telah tiba.. libur telah tiba..hore..hore.. "

sekelumit syair yang pernah populer di nyanyikan oleh Tasya-penyanyi cilik.
ya..libur telah tiba bagi anak-anak sekolah. hari-hari yang menyenangkan bagi mereka namun juga merupakan hari yang melelahkan bagi orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya untuk bersekolah di jenjang yang lebih tinggi lagi. melelahkan dari segi tenaga serta uang tentunya.

suatu kebanggaan bagi orang tua yang mempunyai anak sholeh dan pintar. segala apapun akan dilakukan demi-supaya sang anak bisa menjadi lebih baik dari dirinya. tak terkecuali menyekolahkannya.
siapa sih orang tua yang tidak menginginkan anaknya bisa belajar di sekolah yang bagus (baca : pengajar yang ahli dalam bidangnya, lingkungan sekolah yang baik, sarana dan pra sarana yang memadai dan lainnya).

saya pikir pasti setiap orang tua akan mengatakan "ya!". bicara tentang peraturan pemerintah (maaf saya lupa pasalnya) bahwa sekarang di wajibkan pendidikan minimal adalah 9 tahun. jadi paling tidak, sekarang belajar harus sampai lulus SMP.

namun untuk bisa mencapai bisa mencapai wajib belajar 9 tahun menurut saya sulit sekali. kenapa saya bisa berbicara begitu?

sekarang ini untuk bisa masuk SMP saja paling tidak harus mengeluarkan biaya yang sedemikian besarnya, sedang itu belum termasuk juga buku termasuk tetek bengek lainnya.

"lho bukannya ada BOS? dengan adanya program pemerintah itu kan kita bisa gratis atau paling tidak bisa ringan biaya sekolahnya?"

BOS (Badan Operasional Sekolah) memang ditujukan untuk sekolah. entah itu sekolah negeri atau swasta. tapi, dengan adanya BOS juga bukan berarti pihak sekolah meng-gratis-kan sekolah. untuk buku-buku saja, masih perlu subsidi juga. belum lagi termasuk koreksi ulangan, les dan lain sebagainya.
(duh..kadang saya paling jengkel, kalo ada wali murid mengatakan kalau ada BOS kenapa sekolah masih mahal)

terlepas dari masalah BOS, beberapa sekolah (negeri dan swasta) di daerah tempat saya, jika, peminatnya banyak, mereka "akan jual mahal". biaya masuk yang jelas-jelas untuk sekolah negeri sama, malah akan semakin melambung tinggi nilai jualnya berdasarkan peminat yang meningkat. what's wrong??

bahkan beberapa teman dari adik saya terpaksa harus mengundurkan diri, bahkan ada yang terpaksa tidak meneruskan sekolah karena biaya yang sedemikian besar. tak terkecuali adik saya. saat menerima pengumuman bahwa dirinya masuk dalam sekolah favorit akhirnya harus gigit jari dan terpaksa mengundurkan diri. apa pasal?

biaya masuk untuk sekolah smp (maaf tidak saya sebutkan nama sekolahnya) adalah Rp. 5 juta. belum lagi untuk SPP nya yang bisa mencapai Rp. 250 ribu. woow.. angka yang lumayan fantastis untuk daerah kabupaten yang terpencil.

bagaimana bisa meneruskan wajib 9 tahun kalau harga masuk bisa di patok bandrol segitu?

----------


generasi muda adalah generasi yang akan meneruskan perjuangan kita nantinya. sudah seyogyanya masalah pendidikan merupakan salah satu hal yang menjadi penting untuk diperhatikan. mungkin saat pemilu besok, mudah-mudahan para calon-calon pemimpin bisa lebih memperhatikan. sangat sayang sekali, gaji pejabat sedemikian hebatnya. namun untuk anggaran prndidikan hanya sedemikian minimnya. untuk para guru yang lulus sertifikasi, selamat. semoga dengan titel yang baru, beliau-beliau menjadi semakin profesional dalam pekerjaannya.

0 komentar: