Indonesia Terus Jalin Sejuta Kawan Nol Lawan

Indonesia Terus Jalin Sejuta Kawan Nol Lawan

Eddi Santosa - detikNews
Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda
Jakarta Pemerintah Indonesia terus menjalin Sejuta Kawan Nol Lawan (Million Friends Zero Enemy) dan giat melancarkan perdamaian. Salah satunya dengan program Presidential Friends of Indonesia (PFoI) 2012.

Selain menjalin kawan dan perdamaian, penyelenggaraan PFoI juga bertujuan untuk mengembangkan pemahaman lebih mendalam tentang Indonesia secara umum, khususnya di bidang-bidang politik, ekonomi, dan sosial-budaya, demikian Reza Adenan dari Subdit Politik Keamanan, Direktorat Diplomasi Publik Kemlu RI, Kamis (22/8/2012).

Sejumlah tokoh penting dari sepuluh negara ikut ambil bagian dalam PFoI, sebuah program tahunan Kementerian Luar Negeri RI bekerjasama dengan Kantor Staf Khusus Presiden Hubungan Internasional.

Mereka adalah Mayjen U Nyunt Tin (mantan Menteri Pertanian dan Irigasi, Myanmar), Prof. David T. Hill (Murdoch University, Australia), Prof. Yang Seung-Yoon (Hankuk University of Foreign Studies, Korsel), Mahbubur Rahman (Presiden Kadin Internasional, Bangladesh), Imed Taktak (pengusaha asuransi, Tunisia).

Kemudian Ganchimeg Tsevegdorj (CEO Royal Mongol Expeditions LLC, Mongolia), M. Tharwat Mohamed (Kepala Bagian Masalah Luar Negeri koran Alyoum Elsabea, Mesir), Yo Nonaka (wartawan NHK dan dosen pada Keio University, Jepang), Geoffrey Smith (wartawan senior Fiji TV, Fiji) dan Dunstan Hilton, Vanuatu.

Para peserta ini dipandang berpengaruh cukup signifikan di tengah-tengah masyarakat negaranya dan dapat mendukung tercapainya kebijakan luar negeri Indonesia untuk menggalang persahabatan dengan sebanyak-banyaknya negara.

Mereka menjalani serangkaian pertemuan dan kunjungan di Semarang dan Jakarta dengan para pemangku kepentingan, antara lain akademisi FISIP Universitas Diponegoro, UKM wilayah Kudus, kantor Pemda Jawa Tengah, media, Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation, KPU, Kadin, kantor Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dan Kemlu RI.

Selain itu mereka juga diajak untuk menyaksikan keberagamaan di Indonesia dengan mengunjungi Masjid Menara Kudus dan Klenteng Sam Poo Kong Semarang. Sebelumnya mereka juga mengikuti Resepsi Kenegaraan 17 Agustus di Istana Presiden dan dijadwalkan beraudiensi dengan Presiden RI (1998-1999) B.J. Habibie.

Peserta dari Myanmar, Mayjen U Nyunt Tin, mengatakan bahwa angin perubahan dan proses demokratisasi di Indonesia telah berhembus ke negaranya dan proses domestik di negaranya saat ini berkat meniru kebijakan Indonesia.

"Kami meniru kebijakan Indonesia. Seluruh rakyat Myanmar bersedia dan menanti terjadinya perubahan nyata," ujar Mayjen Tin, yang juga kawan seangkatan presiden Yudhoyono pada Infantry Officer Advance Course, Georgia State, Amerika Serikat (1982-1983).

Apa yang disampaikan Mayjen Tin, kedekatan dan keterlibatan emosional dengan Indonesia merupakan sebagian dari tujuan dan dampak positif yang hendak dibangun melalui program PFoI.

"Program PFoI menggali potensi di balik hubungan antarmanusia yang tak pernah berhenti, untuk dapat membangun saling kesepahaman antar bangsa dan saling menginspirasi untuk perubahan lebih baik," cetus Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI A.M. Fachir pada Welcoming Dinner di Lawang Sewu, Semarang, sekaligus kick-off program ini, (12/8/2012).

Di Lawang Sewu, peserta berkesempatan mengunjungi Festival Ramadan Kota Semarang yang diikuti oleh 48 pelaku usaha dan bisnis serta Pemerintah Kota Semarang, di antaranya para pengusaha perhotelan dan perbankan setempat.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2008, program PFoI telah merangkul 100 peserta menjadi Indonesianis dengan beragam latar belakang, di antaranya politisi, akademisi, jurnalis, dan pengusaha, dari lebih 30 negara di dunia.
(es/es)

0 komentar: